+62 274 563929, ext: 351

Pendaftaran Mahasiswa Baru

Teopoetika: Sebuah Teologi yang Tidak Pantas

Pdt. August Corneles Tamawiwy, M.S.T. menerbitkan sebuah artikel baru berjudul “Teopoetika: Sebuah Teologi yang Tidak Pantas” di Indonesian Journal of Theology Vol. 12, No. 1 (2024). Artikel ini mengusulkan teopoetika sebagai alternatif bagi teologi. Pertama, artikel ini membahas perbedaan antara “teopoetika” dan “teopuisi” dengan menjelaskan aspek poetika (poiesis) yang tidak dimiliki oleh teopuisi. Teopuisi menggunakan bahasa teologis secara puitis dan metaforis, sedangkan teopoetika mengeksplorasi poiesis sebagai refleksi terhadap penciptaan makna atas theos yang menggantikan logos dalam teologi. Teopoetika bukanlah “teologi negatif.” Menurut John D. Caputo, teopoetika adalah teologi lemah dan radikal. Berbeda dengan teologi kuat yang aktif mencari episteme tertinggi, sebagai teologi lemah, teopoetika menonjolkan mode pasif dan reseptif. Sebagai teologi radikal, teopoetika menjadi semangat yang menghantui teologi konvensional, tidak tunduk pada institusi atau otoritas tertentu, dan menghantui hingga ke akar-akarnya (radix). Dengan mencabut akar logos dalam teologi, teopoetika muncul sebagai teologi-yang-tak-pantas-nan-unik.

Artikel dapat diunduh di sini.

Bagikan